7 Mei 2025 - 21:26
Source: Parstoday
Dari Blokade Udara hingga Pengakuan Israel Gagal Yakinkan Maskapai Dunia

Seiring dengan meningkatnya eskalasi serangan rudal dan drone Yaman, ke bandara Ben Gurion, dan pengumuman diblokadenya Israel, industri penerbangan rezim ini mengalami krisis luar biasa.

Surat kabar Maariv, Selasa (6/5/2025) menyebut serangan terbaru pasukan Yaman, ke bandara internasional Ben Gurion, dengan rudal balistik, sebagai pemicu gelombang pembatalan penerbangan internasional ke Israel.

Rudal yang ditembakkan pasukan Yaman, jatuh di wilayah bandara Ben Gurion, dan maskapai-maskapai penerbangan asing segera mengambil tindakan untuk menangguhkan atau membatalkan penerbangan mereka ke Israel.

Surat kabar Calcalist, melaporkan, sedikitnya 27 maskapai penerbangan internasional sampai hari Senin (5/5) telah membatalkan penerbangan mereka ke Israel, dan lebih dari 70 penerbangan dibatalkan di hari itu.

Blokade Udara; Langkah Berikutnya Pasukan Yaman

Menyusul serangan ke Ben Gurion, pasukan Yaman mengumumkan bermaksud melakukan blokade udara total atas Israel, dengan tujuan melanjutkan serangan ke bandara-bandara, serta infrastruktur udara Israel.

Surat kabar Maariv, menyebut langkah pasukan Yaman ini belum pernah dilakukan sebelumnya, dan merupakan titik balik dalam perang lunak terhadap Israel.“Orang-orang Yaman, berhasil mengucilkan Israel, dari dunia luar. Pertama di laut, dan sekarang di udara,” tulis surat kabar Rezim Zionis itu.

Penerbangan dari AS dan Eropa ke Israel Banyak yang Ditangguhkan

Berdasarkan pengumuman resmi maskapai-maskapai udara internasional termasuk Air France, mereka menangguhkan penerbangan ke Israel, hingga 13 Mei 2025, dan ini merupakan penangguhan penerbangan terlama yang pernah terjadi.

Maskapai penerbangan Jerman, Lufthansa, yang merupakan satu dari lima perusahaan penerbangan terkemuka Eropa, memperpanjang penangguhan penerbangan ke Israel hingga 11 Mei.

Sementara maskapai penerbangan Hungaria, Wizz, menangguhkan penerbangan ke Israel, hingga hari Kamis (8/5), dan maskapai-maskapai yang lain mulai mengikuti.Maskapai Air Europa, mengabarkan pembatalan penerbangan dari Madrid ke Tel Aviv, besok hari Kamis. Sementara itu maskapai penerbangan Inggris membatalkan seluruh penerbangannya dari dan ke Israel.

Surat kabar Globes, menyoroti kondisi ini dan menyebutnya sebagai bencana bagi perekonomian udara Israel, dan jika maskapai-maskapai penerbangan seperti Delta dan Wizz, melanjutkan penangguhan penerbangan, maka akan memakan waktu berbulan-bulan untuk bisa normal kembali.

Pengakuan Gagal dalam Meyakinkan Maskapai-Maskapai Internasional

Moshe Ben Zaken, Dirjen Kementerian Transportasi Israel, mengumumkan, Kementerian Transportasi Israel, bersama Kementerian Luar Negeri, sedang berusaha meyakinkan maskapai-maskapai asing untuk kembali ke kondisi normal, tapi sampai saat ini masih belum berhasil.

Pasar Bergejolak dan Harga Tiket Kemungkinan Naik

Dengan memperhatikan penangguhan luas penerbangan maskapai-maskapai internasional ke Israel, Kementerian Transportasi Israel, memperingatkan maskapai-maskapai penerbangan dalam negeri untuk tidak memanfaatkan kondisi bergejolak, dan menaikkan harga tiket. Menurut kementerian ini, jika diperlukan pemerintah akan memberlakukan batas harga wajib.

Krisis Transportasi Udara Memburuk, Skenario 2023 akan Terulang?

Media-media ekonomi Israel memperingatkan jika serangan Yaman berlanjut, dan cakupan serangan meluas ke bandara-bandara Israel yang lain, maka kondisi saat ini bisa berubah seperti krisis tahun 2023. Krisis yang disebabkan oleh ancaman keamanan Hizbullah, Iran, dan Yaman, yang berlangsung hingga berbulan-bulan, dan berakhir setelah gencatan senjata. 

342/

Your Comment

You are replying to: .
captcha